Buruknya Asupan Gizi pada Masyarakat Indonesia

Masalah kependudukan di Indonesia dikategorikan ke dalam masalah yang besar dan memerlukan pemecahannya. Sebab, masalah mengenai kependudukan ini ke depannya akan memunculkan berbagai macam akibat yang, di antaranya :

  1.  Jumlah penduduk yang besar
  2. Tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi
  3. Penyebaran penduduk tidak merata
  4. Komposisi umur penduduk yang timpang 
  5. Masalah mobilitas penduduk
  6. Kualitas pelayanan masyarakat yang tidak maksimal
  7. Rendahnya kualitas sumber daya manusia
  8. Masalah ketersediaan kebutuhan pokok
  9. Rendahnya kualitas gizi dan kesehatan masyarakat
Menarik ketika permasalahan pada poin ke sembilan diberi tanda dengan tulisan yang dicetak tebal. Mengapa? Karena selain menjadi hal utama yang ingin diangkat, pada poin ke sembilan ini juga dianggap sebagai implikasi dari rentetan permasalahan yang muncul atas adanya kesalahan pada dinamika penduduk.

Sebelum membahas lebih jauh mengenai kaitan antara permasalahan dinamika penduduk dengan kualitas kesehatan, akan dipaparkan lebih dahulu mengenai pengertian dari dinamika penduduk atau isrilah lainnya lebih dikenal dengan demografi.

Kata demografi berasal dari bahasa yunani yang berarti “Demo” adalah rakyat atau penduduk dan “Grafein” artinya menulis. Jadi demografi adalah tulisan-tulisan atau karangan-karangan mengenai rakyat atau penduduk.

Demografi adalah suatu ilmu yang mempelajari struktur dan proses penduduk di suatu wilayah. Struktur meliputi : jumlah, penyebaran, dan komposisi penduduk. Struktur ini selalu berubah-ubah, dan perubahan tersebut disebabkan karena proses kelahiran (fertilitas), kematian, dan migrasi penduduk.

Tercatat data laju pertumbuhan penduduk Indonesia menurut Badan Pusat Statistik (BPS) dari tahun 1971-1980 sebesar 2,31 persen. Lalu pada tahun 1980-1990 tercatat laju pertumbuhan sebesar 1,98 persen. Pada tahun 1990-2000 laju pertumbuhan penduduk Indonesia mencapai 1,49 persen. Kemudian pada tahun 2000-2010 laju pertumbuhan tercatat 1,49 persen. Dan terakhir pada rentan tahun 2010-2014 tercatat laju pertumbuhan penduduk Indonesia sudah mencapai 1,40 persen.

Besarnya laju pertumbuhan Indonesia yang jika dicermati walaupun selalu mengalami penurunan di setiap dekade tetap saja menempatkan posisi Indonesia ke dalam negara dengan laju pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi, karena persentasenya yang selalu di atas 1 persen.
Bila meninjau dari sudut pandang yang konvensional, hal ini dipandang sebagai permasalahan. Tapi, cobalah memandang permasalahan ini sebagai celah untuk dapat menunjukkan sisi kelebihan yang nantinya dapat dijadikan sebagai solusi untuk mengatasi permasalahan yang ada.

Jumlah penduduk Indonesia yang banyak, sebenarnya memudahkan jalan bagi Indonesia untuk lebih mempermudah memilih orang-orang dengan sumber daya manusia yang berkualitas terbaik.
Akan ditemukan lebih banyak variasi, karena keanekaragaman yang ada. Mudah untuk menjumpai keunikan dari kualitas sumber daya manusia yang dimiliki setiap individu masyarakat Indonesia. 

Namun, yang menjadi kendala adalah usaha yang dapat dilakukan untuk dapat memunculkan potensi-potensi yang diperkirakan akan sangat beranekaragam tersebut. Maka, dalam hal ini penyelesaian permasalahan tidak bisa dititikberatkan pada satu solusi saja, karena jika membahas mengenai kelebihan demografi Indonesia, maka penyelesaian dalam hal pendidikan, sosial budaya, ekonomi, perikanan dan kelautan, ketahanan pangan, lingkungan hidup, energi, serta gizi dan kesehatan tidak dapat dipisahkan. Semua hal tersebut saling berkaitan, ibaratkan sebuah roda. Jadi, bukan seperti bagan yang sifatnya sistematik seperti menurun ke bawah. Bisa diselesaikan dulu dari aspek pendidikan, atau bahkan dai segi gizi dan kesehatan.

Direktur Bina Gizi Kementerian Kesehatan, dr Minarto, mengatakan saat ini, Indonesia mendapat peringkat kelima negara gizi buruk se-Asia. “Indonesia menduduki peringkat kelima gizi buruk se-Asia,”

Dalam kasus gizi dikenal 2 istilah, yaitu : gizi buruk, dan gizi stunting. Orang sering beranggapan bahwa kedua hal ini adalah sama. Padahal jelas berbeda. Gizi buruk adalah kasus atau masalah terparah akibat kurang gizi menahun. Selain akibat kurang konsumsi jenis makanan bernutrisi seimbang, gizi buruk pada anak juga bisa disebabkan oleh penyakit-penyakit tertentu yang menyebabkan gangguan pencernaan atau gangguan penyerapan zat makanan yang penting untuk tubuh. Sedangkan kasus gizi stunting adalah kasus kekurangan gizi yang dialami oleh ibu pada masa kehamilan, karena tidak seimbangnya asupan nutrisi yang didapatkan ibu hamil.

Selain dari segi pengertian, letak perbedaan gizi buruk dan gizi stunting juga terdapat pada kondisi fisik anak. Di mana kondisi fisik anak yang mengalami gizi buruk biasa adalah cenderung kurus kering, sedangkan pada gizi buruk stunting adalah anak mengalami pertumbuhan tinggi badan yang cenderung sangat lambat, sehingga anak yang bersangkutan terlihat sangat pendek dibanding anak-anak yang seumuran denganuya secara umum.

Pada dasarnya gizi buruk disebabkan karena faktor ekonomi keluarga. Akan tetapi, sering juga didapatkan kasus gizi buruk pada anak-anak yang berasal dari keluarga menengah ke atas akibat kurangnya pemahaman keluarga terhadap jenis-jenis makanan yang baik dan mengandung gizi seimbang yang harus dikonsumsi oleh anak.

Status gizi anak sangat berpengaruh terhadap proses tumbuh kembangnya. Pada anak yang memiliki status gizi buruk biasanya akan terganggu nya pertumbuhan tubuh secara fisik contohnya anak akan beresiko tumbuh kecil (kerdil). Kemudian dalam perkembangan mental anak beresiko mengalami gangguan kontrol emosi dan perasaan. Disekolah anak tersebut akan sulit mengikuti pelajaran dan sulit untuk berkonsentrasi.

Banyak faktor yang bisa mengakibatkan gangguan nitrisi pada anak seperti pola makan anak dan kurangnya pengetahuan ibu tentang pemberian jenis makanan yang seimbang, bisa juga karena adanya penyakit atau kondisi tertentu yang menyebabkan tubuh tidak mampu mencerna dan menyerap makanan secara sempurna.

Gejala yang ditimbulkan pada penderita malnutrisi tergantung pada berat dan ringan nya status gizi buruk yang dialami anak tersebut. dan juga tergantung pada jenis nutrisi yang mengalami defisiensi. Walaupun demikian gejala umum dari gizi buruk yaitu :

  1. Kulit yang kering dan bersisik
  2.  Gusi bengkak dan berdarah
  3. Berat badan anak kurang
  4. Mudah lelah karena kurang kalori
  5. Anak sulit berkonsentrasi
  6. Anak kurang aktif.
  7. Kekebalan tubuh rendah dan sering sakit.
  8. Pertumbuhan fisik anak lambat.
  9. Kekuatan otot melemah dan tulang mudah patah
  10. Dan terdapat gangguan pada fungsi organ tubuh anak.
Untuk menangani kasus malnutrisi yang terjadi pada anak dibutuhkan perhatian khusus dari keluarga dan harus adanya kerjasama yang terpadu dan komperhensif antara orang tua dan petugas kesehatan. Pemeriksaan kesehatan yang harus dilakukan dokter dalam mendiagnosa Gizi buruk pada anak mencakup:

  • Pemeriksaan berat badan dan tinggi badan anak untuk menentukan body mass index, pemeriksaan darah dan pemeriksaan x-ray untuk mengetahui ada atau tidak nya kelainan-kelainan pada organ tubuh dan kondisi penyakit tertentu yang mungkin berpengaruh terhadap asupan nutrisi pada anak..
  • Dianjurkan untuk konsultasi pada ahli gizi tentang pengaturan pada pola makan, termasuk pada jenis serta jumlah makanan tertentu untuk mencukupi kebutuhan gizi anak. Kemungkinan juga akan diberikan vitamin dan berbagai suplemen tertentu.
  • Apabila dari pemeriksaan dokter diketahui penyebab gizi buruk pada anak karena penyakit dan kondisi medis tertentu maka dibutuhkan terapi khusus.
Dalam penyuluhan, terdapat perbedaan untuk kategori gizi buruk dan kurang gizi dengan gizi buruk stunting. "Kalau gizi buruk dan kurang gizi, yang mendapat penyuluhan adalah anaknya agar ia sehat. Namun untuk gizi stunting, yang mendapat penyuluhan adalah ibu yang sedang mengandung," kata Minarto. Diharapkan sang ibu diberi penjelasan agar memberikan gizi terbaik untuk sang bayi.
Selain solusi dari segi teknis medis atau kesehatan, diperlukan solusi yang asalnya dari relasi antara pendidikan, ketahanan pangan, dan sosial budaya.

Pendidikan dalam hal ini dilibatkan, karena melalui pendidikan secara jangka pendek masyarakat akan memperoleh pengetahuan yang sebenarnya mengenai ilmu gizi yang selama ini hanya orang ketahui berdasarkan mitos. Selain dari pengetahuan mengenai gizi, secara jangka panjang dengan pendidikan maka kualitas sumber daya manusia juga akan meningkat. Dengan meningkatnya kualitas sumber daya manusia, maka manusia Indonesia dapat mengelola sumber daya alam yang ada di Indonesia secara mandiri. Dengan terkelola secara baik sumber daya alam yang ada, maka masyarakat Indonesia dapat menikmati hasilnya secara maksimal. Dengan terkelolanya sumber daya alam, khusus dalam hal sumber daya alam yang dapat diperbarui, yakni dengan adanya peningkatan kuantitas dan kualitas pangan yang dimiliki Indonesia.

Mengapa pangan sangat terkait dengan gizi masyarakat kita? Karena, dengan tercapainya ketahanan pangan yang diharapkan, maka kebutuhan pokok masyarakat Indonesia dapat tercukupi. Dan kita tahu bahwa makanan adalah kebutuhan pokok setiap manusia, termasuk masyarakat Indonesia. Maka, dengan ketersediaan pangan yang melimpah, maka kebutuhan asupan gizi masyarakat Indonesia pun tercukupi karena harga pangan atau kebutuhan pokok yang tersedia banyak menjadi murah sehingga daya beli masyarakat meningkat.

Dengan tercukupinya kebutuhan gizi, maka anak-anak Indonesia akan tumbuh sehat dan cerdas. Inilah aset-aset bangsa Indonesia yang sesungguhnya. Aset-aset bangsa yang begitu banyak jumlahnya dan memiliki kemampuan dan potensi yang beranekaragam yang akan membangun bangsa Indonesia agar menjadi bangsa yang memiliki daya saing global dalam segala bidang di antara bangsa-bangsa lainnya

Sesungguhnya, dengan demografi yang begitu tinggi pertumbuhannya dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin, apalagi penduduk Indonesia didominasi oleh orang-orang dengan usia yang masih sangat produktif. Dan dengan adanya kelebihan dalam usia-usia produktif ini dapat dimaksimalkan ke dalam pelayanan kesehatan, penngkatan kualitas dan kuantitas pendidikan, peningkatan kemampuan untuk menuju ketahanan pangan, sehingga tercapailah keadaan masyarakat Indonesia yang memiliki gizi dan kesehatan yang baik yang kemudian akab berdampak pada peningkatan mutu dan pembangunan bangsa Indonesia di segala aspek. Baik aspek ekonomi, sosial budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi, energi, dan sebagainya.






DAFTAR PUSTAKA


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa

SEMIKONDUKTOR

3 Macam Interaksi Cahaya pada Materi