SEMIKONDUKTOR
Semikonduktor
adalah sebuah bahan dengan konduktivitas listrik yang berada di antara
insulator (isolator) dan konduktor. Semikonduktor disebut juga sebagai bahan
setengah penghantar listrik.Disebut bahan semikonduktor atau setengah
konduktor, karena bahan ini bukan terbuat dari konduktor murni.Bahan
semikonduktor memiliki tahanan jenis antara 10-4 sampai 10-10
Ohm.cm
Tahanan
jenis dari semikonduktor bergantung pada :
1. suhu
tahanan jenis biasanya berkurang dengan kenaikan suhunya. Koefisien suhu
biasanya bernilai negatif,
2. iluminasi
cahaya tahanan jenisnya menurun dalam lingkungan yang lebih terang, dan
3. medan
listrik. Dalam semikonduktor tidak mengikuti aturan hukum Ohm, sehingga kuat
arus yang mengalir tidak berbanding lurus dengan besarnya tegangan. Dapat
dikatakan semikonduktor bukan tahanan linear.
Contoh
bahan-bahan yang bersifat semikonduktor adalah boron, karbon, nitrogen,
aluminium, silikon, phosporus, galium, germanium, arsenik, indium, tin, dan
antimony.
Bahan
semikonduktor terdiri dari dua jenis, yaitu :
1. Bahan
semikonduktor intrinsik
Bahan semikonduktor intrinsik
adalah bahan semikonduktor yang terdiri dari satu unsur saja (murni) antara lain : germanium (Ge), silikon (Si),
selenium (Se), tellurium (Te), boron (B), dan lain-lain. Pada dasarnya
semikonduktor murni belum mengalami penyisipan oleh atom akseptor atau atom
donor. Pada suhu tinggi elektron valensi dapat berpindah menuju pita konduksi,
dengan menciptakan hole pada pita valensi. Pengahantar listrik pada
semikonduktor adalah elektron dan hole.
2. Bahan
semikonduktor ekstrinsik
Bahan
semikonduktor ekstrinsik adalah bahan semikonduktor yang telah melalui proses doping. Proses doping adalah proses untuk menambahkan ketidakmurnian (Impurity) pada
semikonduktor yang murni (semikonduktor Intrinsik) sehingga dapat mengubah
sifat atau karakteristik kelistrikannya.Bahan-bahan yang biasa digunakan untuk
proses doping, yaitu : Arsenic, Indium dan Antimony. Bahan-bahan ini disebut dopant.
4
Kemudian,
bahan semikonduktor yang terdiri lebih dari satu unsur (campuran) yaitu :
oksida tembaga (CuO), silikon karbit (SiC), dan mercury indium telluride (HgIn2Te4).
Semikonduktor
ekstrinsik sendiri dapat dibedakan menjadi 2 jenia, yaitu :
a. N-Type
Semikonduktor
Semikonduktor jenis ini pembawa muatannya (Charge Carrier) adalah elektron. Elektron bermuatan Negatif
sehingga disebut dengan Tipe Negatif atau N-type.
Semikonduktor yang berbahan silikon (Si), proses dopingnya dengan
menambahkan arsenic atau antimony akan menjadikan semikonduktor tersebut
sebagai N-type Semikonduktor.
Terdapat 2 (dua) pembawa muatan atau charge carrier dalam N-type Semikonduktor yakni elektron sebagai majority carrier dan hole sebagai minority carrier.
Terdapat 2 (dua) pembawa muatan atau charge carrier dalam N-type Semikonduktor yakni elektron sebagai majority carrier dan hole sebagai minority carrier.
b. P-Type Semikonduktor
Semikonduktor jenis ini kekurangan elektron atau disebut dengan hole. Ketika pembawa muatannya adalah
hole maka Semikonduktor tersebut merupakan Semikonduktor bermuatan Positif.
Karena semikonduktor jenis ini bermuatan positif, maka disebut positif type
semikonduktor atau P-Type Semikonduktor.
Semikonduktor yang berbahan Silicon (Si), proses dopingnya dengan
menambahkan Indium akan menjadikan semikondukter tersebut sebagai P-type
Semikonduktor.
Terdapat 2 pembawa muatan dalam P-type Semikonduktor, yaitu hole sebagai majority carrier dan elektron sebagai minority carrier.
Terdapat 2 pembawa muatan dalam P-type Semikonduktor, yaitu hole sebagai majority carrier dan elektron sebagai minority carrier.
Semikonduktor.
Kalau mendengar istilah tersebut yang ada dibenak adalah sebuah bahan yang
memiliki sifat setengah kelistrikan. Dapat dikatakan begitu, namun lebih
tepatnya semikonduktor adalah sebuah bahan yang memiliki sifat konduktivitas
listrik yang tingkatannya ada di bawah konduktor, namun di atas insulator
(isolator), atau dapat dikatakan berada di antara konduktor dan isolator.
Semikonduktor
bersifat insulator (isolator) jika tidak diberi arus listrik dengan cara dan
besaran arus tertentu. Namun, pada temperatur, arus, tata cara, dan persyaratan
kerja tertentu semikonduktor berfungsi sebagai konduktor, misal sebagai penguat
arus, penguat tegangan dan penguat daya. Untuk menggunakan suatu semikonduktor
supaya bisa berfungsi harus tahu spesifikasi dan karakter semikonduktor itu,
jika tidak memenuhi syarat operasinya maka akan tidak berfungsi dan rusak.
Bahan semikonduktor yang sering digunakan adalah silikon, germanium, dan
gallium arsenide.
Semikonduktor
sangat berguna dalam bidang elektronik, karena konduktansinya yang dapat
diubah-ubah dengan menyuntikkan materi lain (biasa disebut pendonor elektron,
dan prosesnya disebut doping) sesuai dengan yang terdapat pada bagian kajian
teori.
Proses
doping adalah proses untuk menambahkan ketidakmurnian
(Impurity) pada semikonduktor yang murni (semikonduktor Intrinsik) sehingga
dapat mengubah sifat atau karakteristik kelistrikannya.
Bahan semikonduktor
yang paling banyak digunakan adalah silikon dan germanium, terutama dalam
pembuatan komponen elektronika. Silikon lebih banyak digunakan daripada
Gemanium karena sifatnya yang lebih stabil pada suhu tinggi.
Namun, pada bagian ini akan dijelaskan
juga lebih rinci mengenai sifat dan kegunaan dari silikon, germanium, antimon,
boron, dan galium.
1. Silikon
Silikon banyak
digunakan dalam pembuatan penyearah arus, dan transistor sebagai bahan
semikonduktor.
2. Germanium
Germanium
murni adalah metaloid yang bersifat keras, getas, berkilau, dan berwarna putih
abu-abu.
Unsur ini
memiliki sifat kimia dan fisika mirip silikon. Germanium stabil di udara dan
air, serta tidak terpengaruh oleh asam dan basa, kecuali asam nitrat.Germanium
tidak tersedia banyak di alam. Dalam proses geologi, unsur ini tidak banyak
berasosiasi dengan mineral sehingga penyebarannya amat luas, namun dengan
konsentrasi amat rendah.Bijih germanium termasuk langka. Namun bijih ini pun biasanya tidak
ditambang.Germanium merupakan semikonduktor penting yang terutama digunakan
dalam transistor dan sirkuit terpadu.
Antimon
adalah suatu unsur metaloid kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Sb
(Stibium). Antimon merupakan metaloid
dan mempunyai empat alotropi. Bentuk stabil dari antimon adalah logam dengan
warna biru-putih. Sedangkan, antimoni dengan warna kuning dan hitam
menandakan logam tak stabil. Antimon
digunakan sebagai bahan tahan api, cat, keramik, elektronik dan karet.
7
Unsur
ini tidak banyak, tetapi ditemukan dalam 100 spesies mineral. Kadang-kadang
ditemukan sendiri, tetapi lebih sering sebagai sulfide stibnite.
Antimon
dimanfaatkan dalam produksi industri semikonduktor dalam produksi dioda dan
detektor infra merah. Sebagai sebuah campuran, logam semu ini meningkatkan
kekuatan mekanik bahan. Manfaat yang paling penting dari antimon adalah sebagai
penguat timbal untuk baterai.
ul
sebagai asamothorboric dan biasanya ditemukan dalam sumber mata air gunung
berapi. Boron bukan konduktor listrik yang bagus pada suhu ruangan, tetapi pada
suhu yang lebih tinggi.
Boron
nitrida memiliki sifat-sifat yang cemerlang karena ia sekeras berlian, dapat
digunakan sebagai insulator listrik walau dapat menghantar panas seperti logam.
Boron mirip dengan karbon dalam memiliki kapasitas membentuk jaringan molekul
dengan ikatan kovalen.
5. Galium
Galium
berbentuk padat pada suhu ruang, tetapi seperti merkuri, cesium, dan rubidium,
akan menjadi cair bila sedikit dipanaskan.
Galium
padat merupakan logam abu-abu kebiruan yang memiliki struktur kristal
ortorombik, sedangkan galium murni memiliki warna keperakan.
Analog
integrated circuit merupakan salah satu aplikasi paling umum untuk galium,
dengan perangkat optoelektronik (kebanyakan dioda laser dan dioda pemancar
cahaya) sebagai penggunaan terbesar kedua.
Galium
memiliki sifat semikonduktor, terutama sebagai gallium arsendite (GaAs). GaAs
dapat mengubah listrik menjadi cahaya dan digunakan dalam light emitting diodes
(LED) pada berbagai layar alat elektronik dan jam tangan.
Pada
semikonduktor intrinsik tidak terdapat elektron bebas sehingga bersifat
isolator, meskipun karena pengaruh suhu resistivitasnya menurun, sehingga
konduktivitasnya semakin meningkat seiring perubahan suhu.
Semikonduktor
intrinsik pada suhu nol bersifat isolator. Tidak demikian pada semikonduktor
ekstrinsik.
Semikonduktor
banyak digunakan pada alat-alat yang menggubah energi listrik menjadi listrik,
mengubah arus AC menjadi DC, menggubah energi panas menjadi listrik (solar
cell), dan pada alat-alat pengukuran.
Pada peralatan
elektronika, sebuah semikonduktor harus dibuat komponen. Ada dua jenis komponen
yang terbuat dari bahan semikonduktor, yaitu : discrete/potongan, dan
intergrated/kesatuan. Contoh komponen semikonduktor discrete yaitu dioda,
transistor dan mosfet. Sedangkan contoh semikonduktor integrated adalah
komponen IC.
Alat-alat
elektronika yang menggunakan komponen semikonduktor dikenal dengan istilah solid state atau bentuk padat.
Penggunaan komponen semikonduktor menggantikan fungsi tabung hampa yang dikenal
dengan istilah vacum state atau bentuk hampa. Hal tersebut karena, ternyata
komponen alaktronika yang menggunakan bahan semikonduktor dinilai lebih
praktis, dan dari segi ukuran, komponen yang menggunakan bahan semikonduktor
memiliki ukuran yang jauh lebih kecil dari pada tabung hampa, yang sudah
diketahui memiliki kelemahan memerlukan ruang yang banyak, sehingga ukurannya
jauh lebih besar daripada elektronika yang menggunakan bahan semikonduktor.
Contoh alat elektronika pada zaman dahulu yang dibuat dengan semikonduktor dan
paling fenomenal adalah radio transistor.
Semikonduktor Tipe N
Apabila bahan semikonduktor intrinsik (murni) diberi (didoping) dengan bahan bervalensi lain maka diperoleh semikonduktor ekstrinsik. Pada bahan semikonduktor intrinsik, jumlah elektron bebas dan holenya adalah sama. Konduktivitas semikonduktor intrinsik termasuk rendah, karena terbatasnya jumlah hole maupun elektron bebas tersebut. Jika bahan silikon didoping dengan bahan ketidak murnian (impuritas) bervalensi lima (penta-valens), maka diperoleh semikonduktor tipe n. Bahan dopan yang bervalensi lima ini misalnya antimoni, arsenik, dan pospor.
Karena atom
antimoni (Sb) bervalensi lima, maka empat elektron valensi mendapatkan pasangan
ikatan kovalen dengan atom silikon sedangkan elektron valensi yang kelima tidak
mendapatkan pasangan. Oleh karena itu ikatan elektron kelima ini dengan inti
menjadi lemah dan mudah menjadi elektron bebas. Karena setiap atom depan ini
menyumbang sebuah elektron, maka atom yang bervalensi lima disebut dengan atom
donor. Dan elektron “bebas” sumbangan dari atom dopan inipun dapat dikontrol
jumlahnya atau konsentrasinya.
Meskipun bahan
silikon type n ini mengandung elektron bebas (pembawa mayoritas) cukup banyak,
namun secara keseluruhan kristal ini tetap netral karena jumlah muatan positip
pada inti atom masih sama dengan jumlah keseluruhan elektronnya. Pada bahan
type n disamping jumlah elektron bebasnya (pembawa mayoritas) meningkat,
ternyata jumlah holenya (pembawa minoritas) menurun. Hal ini disebabkan karena
dengan bertambahnya jumlah elektron bebas, maka kecepatan hole dan elektron
ber-rekombinasi (bergabungnya kembali elektron dengan hole) semakin meningkat.
Sehingga jumlah holenya menurun.
Level energi
dari elektron bebas sumbangan atom donor dapat digambarkan seperti pada gambar
dibawah. Jarak antara pita konduksi dengan level energi donor sangat kecil
yaitu 0.05 eV untuk silikon dan 0.01 eV untuk germanium. Oleh karena itu pada
suhu ruang saja, maka semua elektron donor sudah bisa mencapai pita konduksi
dan menjadi elektron bebas.
Bahan
semikonduktor tipe n : karena
atom-atom donor telah ditinggalkan oleh elektron valensinya (yakni menjadi
elektron bebas), maka menjadi ion yang bermuatan positip. Sehingga digambarkan
dengan tanda positip. Sedangkan elektron bebasnya menjadi pembawa mayoritas.
Dan pembawa minoritasnya berupa hole.
Semikonduktor Tipe P
Apabila bahan
semikonduktor murni (intrinsik) didoping dengan bahan impuritas
(ketidak-murnian) bervalensi tiga, maka akan diperoleh semikonduktor type p.
Bahan dopan yang bervalensi tiga tersebut misalnya boron, galium, dan indium.
Seperti halnya
pada semikonduktor type n, secara keseluruhan kristal semikonduktor type n ini
adalah netral. Karena jumlah hole dan elektronnya sama. Pada bahan type p, hole
merupakan pembawa muatan mayoritas. Karena dengan penambahan atom dopan akan
meningkatkan jumlah hole sebagai pembawa muatan. Sedangkan pembawa minoritasnya
adalah elektron.
Jarak antara level energi
akseptor dengan pita valensi sangat kecil yaitu sekitar 0.01 eV untuk germanium
dan 0.05 eV untuk silikon. Dengan demikian hanya dibutuhkan energi yang sangat
kecil bagi elektron valensi untuk menempati hole di level energi akseptor. Oleh
karena itu pada suhur ruang banyak sekali jumlah hole di pita valensi yang
merupakan pembawa muatan.
Bahan
semikonduktor tipe p : karena
atom-atom akseptor telah menerima elektron, maka menjadi ion yang bermuatan
negatip. Sehingga digambarkan dengan tanda negatip. Pembawa mayoritas berupa
hole dan pembawa minoritasnya berupa elektron.
Kesimpulan
Bahwa tegangannya tidak berbanding
lurus dengan hambatan, karena hambatan pada semikonduktor tidak pasti, karena
diakibatkan oleh perubahan suhu. Karena semikonduktor sangat peka terhadap
suhu, sedangkan hambatan atau resistansi berbanding lurus dengan suhu. Tapi,
dalam hal ini, suhunya berubah dalam waktu yang sangat cepat, sehingga nilai
hambatannya pun berubah-ubah dalam waktu yang sangat cepat, sehingga nilai
hambatannya tidak pasti.
Kesimpulan
1.
Bahan semikonduktor adalah bahan
yang daya hantar listriknya antara konduktor dan isolator.
2.
Ada 2 jenis bahan semikonduktor
yaitu semikonduktor intrinsik (murni) dan semi konduktor ekstrinsik (tidak
murni). Untuk semikonduktor ekstrinsik ada 2 tipe yaitu tipe P dan tipe N.
3.
bahan-bahan
semikonduktor di antaranya adalah boron, karbon, nitrogen, aluminium, silikon,
phosporus, galium, germanium, arsenik, indium, tin, dan antimony.
4.
bahan
semikonduktor yang paling banyak digunakan adalah silikon dan germanium,
terutama dalam pembuatan komponen elektronika.
5.
Semi konduktor instrinsik
Semikonduktor instrinsik (murni) adalah semikonduktor yang tidak ataupun belum
terkotori oleh atom-atom asing. Pada 00 k pita valensi penuh, pita
konduksi kosong sehingga bersifat sebagai isolator.
6.
Bahan
semikonduktor intrinsik adalah bahan semikonduktor yang terdiri dari satu unsur
saja (murni) antara lain : germanium
(Ge), silikon (Si), selenium (Se), tellurium (Te), boron (B), dan lain-lain.
7.
Bahan
semikonduktor ekstrinsik adalah bahan semikonduktor yang telah melalui proses doping.
8.
Proses
doping adalah proses untuk menambahkan ketidakmurnian
(Impurity) pada semikonduktor yang murni (semikonduktor Intrinsik) sehingga dapat
mengubah sifat atau karakteristik kelistrikannya.
9.
bahan
semikonduktor ekstrinsik yang terdiri lebih dari satu unsur (campuran) yaitu :
oksida tembaga (CuO), silikon karbit (SiC), dan mercury indium telluride (HgIn2Te4).
10. Semikonduktor
ekstrinsik sendiri dapat dibedakan menjadi 2 jenia, yaitu :
a.
N-Type Semikonduktor, Semikonduktor jenis ini pembawa muatannya (Charge Carrier) adalah elektron.
Elektron bermuatan Negatif sehingga disebut dengan Tipe Negatif atau N-type.
b.
P-Type Semikonduktor,
Semikonduktor jenis ini kekurangan Elektron atau disebut dengan hole. Ketika pembawa muatannya adalah
hole maka Semikonduktor tersebut merupakan Semikonduktor bermuatan Positif.
N-type
semi konduktor dapat diperoleh dua pembawa muatan yaitu :
Ø Elektron sebagai majority carrier
Ø Hole sebagai minority carrier
11. P-type semi konduktor dapat
diperoleh dua pembawa muatan yaitu:
Ø 1.
Hole sebagai majority carrier
Ø
2.
Elektron sebagai minority carrier
12. Komponen-komponen Elektronika Aktif
yang bahan dasarnya terbuat dari Semikonduktor diantaranya adalah :
Ø Integrated Circuit
Ø Transistor
Ø
Dioda
DAFTAR
PUSTAKA
Darsono dan
Suhadi. 1977. Ilmu Bahan Listrik I. Jakarta: Proyek Pengadaan Buku Pendidikan
Menegah Teknologi.
Gillis, Nachtrieb and
Oxtoby.2001. Principles of Modern
Chemistry (Prinsip-Prinsip Kimia
Modern). Jakarta:Erlangga.
Kitti, Sura. 2010. Bahan Ajar Persiapan Menuju Olimpiade Sains
Nasional/Internasional SMA Kimia 1. Jakarta: PT Graha Cipta Karya.
Muhaimin. 1991.
Bahan-bahan Listrik untuk Politeknik. Jakarta: Andi Offset.
Sumanto, Drs.
1996. Pengetahuan Bahan untuk Mesin dan Listrik. Jakarta: Andi Offset.
https://en.wikipedia.org/wiki/Germanium
http://teknikelektronika.com/prinsip-dasar-dan-pengertian-semikonduktor-semiconductor/
http://www.dosenpendidikan.com/pengertian-isolator-konduktor-dan-semi-konduktor-menurut-ahli-fisika/
http://aktor-kimia.blogspot.co.id/2013/12/pembahasan-sifat-kimia-fisika-sumber.html
http://www.amazine.co/28309/galium-ga-fakta-sifat-kegunaan-efek-kesehatannya/
http://ilmubahanlistrik.blogspot.co.id/2012_09_01_archive.htm
http://www.nulis-ilmu.com/2015/07/mengenal-bahan-semikonduktor.html
http://majalah1000guru.net/2013/09/sekilas-semikonduktor/
DAFTAR PERTANYAAN
1.
Apa
kelebihan dan kelemahan dari penggunaan bahan semikonduktor? (Al Faisal)
2.
Mengapa
silikon dan germanium lebih banyak digunakan ketimbang bahan lainnya yang
disebutkan dalam slide? (Erika Fitriani S)
3.
Apa
saja contoh dari penggunaan bahan listrik semikonduktor dari silikon,
germanium, boron, antimon, dan galium?(Wahyu Agung)
4.
Apa
maksud penjelasan dari “Semikonduktor tidak mengikuti hukum Ohm” ?(Akbar
Rahmat)
5.
Mengapa
penggunaan silikon mampu menggantikan penggunaan tabung hampa udara yang telah
ada sebelumnya?(Ovan Rizki)
6.
Bahan
apa saja yang biasa digunakan untuk proses doping pada semikonduktor
ekstrinsik?(Eka Mardiana)
7.
Mengapa
semikonduktor bersifat sensitif?(Siti Bayani)
JAWABAN
1.
Kelebihan
:
a.
Sifat
konduktor dan isolatornya dapat diatur.
b.
Merupakan
penghantar listrik yang skekuatan kelistrikannya dapat diatur, sehingga
penggunaannya tidak terlalu membahayakan manusia.
c.
Bahan-bahannya
mudah ditemukan dalam jumlah banyak.
d.
Dapat
digunakan pada komponen untuk pembangkit listrik dari energi alternatif (sel
surya).
e.
Jumlahnya
banyak karena diproduksi secara massal.
Kekurangan :
a.
Sangat
sensitif terhadap perubahan suhu.
b.
Dalam
pembuatan komponen elektronikanya, bahan semikonduktor akan melebur pada suhu
yang sangat tinggi ( contohnya silikon, akan melebur pada suhu 1000oC)
c.
Meskipun
dapat ditemukan dalam jumlah yang banyak, namun konsentrasinya tersebar, dan
tidak ditemukan dalam bentuk yang benar-benar murni, sehingga memerlukan
serangkaian proses untuk memisahkannya dari batuan mineral.
d.
Mudah
rusak, karena sensitif terhadap perubahan suhu.
2.
Silikon
dan germanium lebih banyak digunakan, karena sifatnya yang relatif stabil pada
perubahan suhu, dan umumnya bahan ini lebih mudah ditemukan ketimbang bahan
semikonduktor lainnya. Selain itu, bahan ini juga tergolong aman, karena tidak
beracun seperti boron, dan antimon yang penggunaannya dalam jumlah yang
berlebih dapat mengakibatkan keracunan.
3.
Silikon
: penyearah arus, dan transistor
Germanium : transistor dan sirkuit terpadu.
Antimon : dioda dan detektor infra merah.
Boron : dioda dan sirkuit terpadu
Galium : analog integrated circuit dan gallium
arsendite (GaAs). GaAs dapat mengubah listrik menjadi cahaya dan digunakan
dalam light emitting diodes (LED) pada berbagai layar alat elektronik dan jam
tangan.
4.
Semikonduktor
tidak mengikuti hukum Ohm
V=
I. R
|
5.
Penggunaan komponen semikonduktor
menggantikan fungsi tabung hampa yang dikenal dengan istilah vacum state atau
bentuk hampa. Hal tersebut karena, ternyata komponen alaktronika yang
menggunakan bahan semikonduktor dinilai lebih praktis, dan dari segi ukuran,
komponen yang menggunakan bahan semikonduktor memiliki ukuran yang jauh lebih
kecil dari pada tabung hampa, yang sudah diketahui memiliki kelemahan
memerlukan ruang yang banyak, sehingga ukurannya jauh lebih besar daripada
elektronika yang menggunakan bahan semikonduktor.
6.
Bahan-bahan yang biasa
digunakan untuk proses doping, yaitu : Arsenic, Indium dan Antimony.
Bahan-bahan ini disebut dopant. Kemudian,
bahan semikonduktor yang terdiri lebih dari satu unsur (campuran) yaitu :
oksida tembaga (CuO), silikon karbit (SiC), dan mercury indium telluride (HgIn2Te4).
7.
Bahan semikonduktor bersifat
sensitif, karena bahan ini sangat peka terhadap perubahan suhu. Karena,
perbedaan suhu sedikit saja, sudah membuat bahan semikonduktor dapat bersifat
konduktor atau isolator. Selain itu, pada sifat kimianya, kebanyakan bahan
semikonduktor termasuk dalam ikatan kovalen raksasa, di mana salah satu sifat
kovalen raksasa adalah bersifat keras, namun rapuh. Mengapa rapuh, karena pada
perubahan suhu di titik tertentu mampu mengubah pola atom yang tersusun pada
bahan semikonduktor itu sendiri, hal inilah yang nantinya akan menyebabkan
bahan semikonduktor dapat bersifat konduktor atau isolator.
Komentar
Posting Komentar