LAPORAN KUNJUNGAN KE PLTA (PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR) JATILUHUR 2017

 Saya pengen nunjukkin hasil laporan saya selama kunjungan di PLTA Jatiluhur waktu hari Kamis tanggal 27 Juli 2017. Berikut laporan saya Gaess :







Oke, Guys sebelum saya paparkan isi dari laporan saya ini, pertama saya pengen ngejelasin bagian pembukanya dulu, karena kita nggak mungkin langsung ke tahap isi tanpa adanya bagian pendahuluan atau pembuka.


It’s the opening for my laporan


Pertama, adalah judul laporannya, because nggak mungkin kan ada laporan tanpa judul. Kan nggak lucu kalau saya tulis judul laporannya
“.................” atau “(Tanpa Judul)” atau “Bingung Judulnya Apa Jadi Tidak Ada Judul” atau “Kumaha Aing Wae” atau “ Sakarepku Dewe”
Please, bisa-bisa di siakad langsung dikasih auto E sama dosennya, karena dosen kan juga bakal mikir gimana saya aja ngasih nilai, mau digituin balik? Wkwkwk


Judul Laporan : Kunjungan Ke PLTA (Pusat Listrik Tenaga Air) Jatiluhur


Lanjut ke tujuannya yaa..


Tujuan : Mahasiswa mampu memahami aspek-aspek yang berkaitan dengan sistem pembangkit


Namanya juga kunjungan ke pembangkit listrik, pasti punya tujuan dong. Khususnya, supaya yang berkunjung, yaitu mahasiswa diharapkan mampu untuk memahami hal-hal yang berkaitan dengan sistem pembangkit listrik.


Lanjut ke waktu pelaksanaannya. Kapan tuh  dilaksanakannya ? Kunjungan dilaksanakan oleh prodi Pendidikan Teknik Elektro angkatan 2015 pada hari Kamis tanggal 27 Juli 2017.


Diteruskan lagi ke bagian hal-hal yang bakalan dipaparkan lebih lanjut di isi laporan. Kalau dari Pak Imam sendiri udah ngasih format untuk isi laporannya kayak gini :
1.      Flow tentang prinsip kerja PLTA
2.      Komponen-komponen PLTA dan fungsinya.
3.      Kapasitas masing-masing komponen PLTA
4.      Perhitungan daya dan energi yang dapat dibangkitkan


Tapi, saya punya pandangan lain. Saya ingin sesuatu yang berbeda, karena saya ingin lebih baik. Mengeksplorasi dalam keterbatasan adalah prinsip saya.
Maaf banget, karena jadi pembangkang. Tapi, saya pengen lebih berkembang lagi. Dan saya yakin Pak Imam nggak akan masalah dengan format laporan saya, karena Beliau paham jika orang bisa memiliki pemikiran dan sudut pandang yang berbeda. Dan saya yakin jika Beliau adalah orang yang demokratis.


Bagi saya, format yang diberikan Pak Imam adalah standarnya. Tapi, balik lagi bahwa tugas dosen sebagai pengajar adalah mengfasilitasi mahasiswanya. Maka, saya anggap format yang Beliau berikan adalah fasilitas awal supaya saya mengembangkan pola belajar saya untuk menghasilkan pemikiran yang mungkin baru.


Saya berterima kasih kepada Pak Imam, karena tanpa format dasar yang Beliau berikan, saya nggak mungkin bisa mengembangkannya ke bentuk lain yang akhirnya saya inginkan. Makanya Pak Imam The Best pokoknya. ^_^


Format dari saya seperti ini:

  1. Skema PLTA dan Prinsip Kerjanya
  2. Komponen-Komponen yang Terdapat pada PLTA Jatiluhur dan Fungsinya
  3. Hal-Hal yang Berkaitan dengan Kapasitas Komponen di PLTA Jatiluhur dan Data yang Berhasil Dihimpun
  4. Perhitungan Daya dan Energi yang Dapat Dibangkitkan
  5. Bagian Sesi Tanya-Jawab Saat Kunjungan Di PLTA Jatiluhur
  6.  Hal yang Tidak Terbahas tapi Penting
  7. Lampiran
  8. Kasus yang Ditemukan pada Kunjungan


Sebenarnya 4 bagian yang paling awal nggak jauh beda dengan format dari Pak Imam. Nomor 1, flow saya ganti dengan skema, karena saya pengen nunjukkin alur cara kerja PLTA lebih jelas. Lalu, pada nomor 3 kenapa jadi “Hal-Hal yang Berkaitan dengan Kapasitas Komponen di PLTA Jatiluhur dan Data yang Berhasil Dihimpun” ? Karena, kenyataannya waktu di sana instruktur nggak menjelaskan semua kapasitas dari masing-masing komponen PLTA. Jadi, saya nggak mungkin mengarang bebas kapasitasnya berapa, atau menghimpun informasi dari PLTA lain, karena adik saya sudah berusaha juga buat nyari kapasitas komponen PLTA Jatiluhur di internet, tapi nggak ketemu. Maka, saya sesuaikan benar-benar dengan catatan saya selama mendengarkan instruktornya.

Baiklah, untuk mempersingkat waktu dan mempersingkat ketikan saya. Berhubung rasanya jari saya sudah berteriak marah-marah sama saya karena udah beberapa hari dipake buat ngetik dan ngeluh-ngeluh liburan di Malang malah lebih banyak ngedekem. Langsung saja. Jeng jeng jeng.. Taraaaaa.......................


  1.        I.            Prinsip Kerja PLTA
PLTA (Pusat Listrik Tenaga Air) adalah suatu pembangkitan energi listrik dengan mengubah energi potensial air menjadi energi mekanik oleh turbin dan diubah lagi menjadi energi listrik oleh generator dengan memanfaatkan ketinggian air dan kecepatan aliran air.



Penjelasannya :
PLTA mengubah energi yang disebabkan adanya gaya jatuh air untuk menghasilkan listrik. Pembangkit listrik tenaga air bekerja dengan cara mengubah energi potensial (dari DAM) menjadi energi mekanik (dengan bantuan turbin) dan dari energi mekanik menjadi energi listrik (dengan bantuan generator).
Urutan prinsip kerja PLTA, antara lain :
1.      Aliran sungai dengan jumlah debit tertentu ditampung dalam waduk yang ditunjang dalam bentuk bangunan bendungan.
2.      Air tersebut dialirkan melalui saringan power intake.
3.      Selanjutnya, aliran air masuk ke dalam pipa pesat (penstock).
4.      Untuk mengubah energi potensial menjadi energi kinetik, pada ujung pipa dipasang katup utama (main inlet valve).
5.      Guna mengalirkan air ke turbin, katup utama akan ditutup secara otomatis apabila terjadi gangguan atau di-stop atau dilakukan perbaikan/pemeliharaan turbin. Air yang telah mempunyai tekanan dan kecepatan tinggi (energi kinetik) diubah menjadi energi mekanik dengan dialirkan melalui sirip-sirip pengarah (sudu tetap) yang akan mendorong sudu jalan atau runner yang terpasang pada turbin.
6.      Pada turbin, gaya jatuh air yang mendorong baling-baling menyebabkan turbin berputar. Turbin air yang kebanyakan bentuknya menyerupai kincir angin, dengan menggantikan fungsi dorong angin untuk memutar baling-baling digantikan air untuk memutar turbin. Selanjutnya, turbin mengubah energi kinetik menjadi energi mekanik , karena penyebab adanya gaya jatuh air.
7.      Generator dihubungkan dengan turbin melalui gigi-gigi putar sehingga ketika baling-baling turbin berputar maka generator ikut berputar. Generator selanjutnya mengubah energi mekanik dari turbin menjadi energi elektrik.
Listrik pada generator terjadi karena kumparan tembaga yang diberi inti besi digerakkan (diputar) dekat magnet. Bolak-baliknya kutub magnet akan menggerakkan elektron pada kumparan tembaga sehingga pada ujung-ujung kawat tembaga akan keluar listrik. Hal itulah yang menyebabkan tenaga listrik dapat dihasilkan. Lalu, air keluar melalui tail race.
8.      Selanjutnya kembali ke sungai.
9.      Tenaga listrik yang dihasilkan oleh generator masih rendah, maka terlebih dahulu tegangan dinaikkan dengan transformator step-up.
10.  Untuk efisiensi penyaluran energi dari pembangkit ke pusat beban, tegangan tinggi tersebut kemudian diatur atau dibagi di-switch yard 11. Kemudian disalurkan atau interkoneksi ke sistem tenaga listrik melalui kawat saluran tegangan tinggi.

  1.     II.            Komponen-Komponen yang Terdapat pada PLTA Jatiluhur dan Fungsinya
1.      Waduk, berfungsi untuk menahan air.
Pembangkit listrik tenaga air yang konvensional bekerja dengan cara mengalirkan air dari DAM ke turbin, setelah itu air dibuang. Saat ini ada teknologi baru yang dikenal dengan pumped storage-plant. Karena adanya teknologi ini, maka waduk memiliki 2 jenis yaitu:
a.       Waduk utama (upper reservoir) seperti DAM pada PLTA konvensional. Air dialirkan langsung ke turbin untuk menghasilkan listrik.
b.      Waduk cadangan (lower reservoir). Air yang keluar dari turbin ditampung di lower reservoir sebelum dibuang ke sungai.
2.      Main gate, berfungsi sebagai katup pembuka.
3.      Bendungan, berfungsi untuk menaikkan permukaan air sungai guna menciptakan tinggi jatuh air. Selain menyimpan air, bendungan juga dibangun dengan tujuan untuk menyimpan energi.
4.      Pipa pesat (penstock), berfungsi untuk menyalurkan dan mengarahkan air ke cerobong turbin. Salah satu ujung pipa pesat (penstock) dipasang pada bak penenang minimal 10 cm di atas lantai dasar bak penenang. Sedangkan ujung yang lain diarahkan pada ujung cerobong turbin. Pada bagian pipa pesat yang keluar dari bak penenang, dipasang pipa udara (air vent) setinggi 1 meter di atas permukaan air bak penenang. Pemasangan pipa udara ini maksudnya untuk mencegah terjadinya tekanan rendah (low pressure) apabila bagian ujung pipa pesat tersumbat. Tekanan rendah ini akan berakibat pecahnya pipa pesat. Fungsi lain dari pipa udara ini untuk membantu mengeluarkan udara dari dalam pipa pesat pada saat start awal PLTMH mulai dioperasikan.
5.      Katup utama (main inlet valve), berfungsi untuk mengubah energi potensial menjadi energi kinetik.
6.      Turbin, merupakan peralatan yang tersusun dari beberapa peralatan suplai air yang masuk turbin. Diantaranya ada : sudu (runner), pipa pesat (penstock), rumah turbin (spiral chasing), katup utama (inlet valve), pipa lepas (draft tube), alat pengaman, poros, bantalan (bearing), dan distributor listrik.
Peranan turbin adalah sebagai pengubah energi kinetik yang disebabkan gaya jatuh air menjadi energi mekanik.
Menurut momentum air, turbin dapat dibedakan menjadi 2 jenis, antara lain :
a.       Turbin reaksi, bekerja karena adanya tekanan air.
b.      Turbin impuls, bekerja karena kecepatan aliran air yang menghantam sudu.
7.      Generator adalah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanis. Generator terdiri dari 2 bagian utama, yaitu rotor dan stator. Rotor terdiri dari 18 buah besi yang dililit oleh kawat dan dipasang secara melingkar sehingga membentuk 9 pasang kutub utara dan selatan. Jika kutub ini dialiri aliran arus eksitasi dari Automatic Voltage Regulator (AVR) maka akan timbul magnet. Rotor terletak satu poros dengan turbin, sehingga jika turbin berputar maka rotor juga ikut berputar. Magnet yang berputar juga memproduksi tegangan di kawat setiap kali sebuah kutub melewati coil yang terletak di stator. Lalu, tegangan inilah yang menjadi listrik.
8.      Draft tube atau pipa lepas, berfungsi untuk mengalirkan air yang mengalir dari turbin.
9.      Tail race berfungsi sebagai pipa pembuangan.
10.  Transformator berfungsi untuk mengubah tegangan AC dengan menaikkan atau menurunkan nilai tegangan dari sebelumnya, tanpa mengubah besarnya frekuensi.
11.  Switch yard berfungsi untuk mengatur efisiensi penyaluran energi dari pembangkit listrik ke pusat beban.
12.  Kabel transmisi.
13.  Jalur transmisi, berfungsi untuk menyalurkan energi listrik dari PLTA menuju rumah-rumah dan pusat industri.
14.  Spilway, adalah lubang besar di DAM (bendungan) yang sebenarnya adalah sebuah metode dalam mengendalikan pelepasan air untuk mengalir dari bendungan atau tanggul ke daerah hilir.

  1.  III.            Hal-Hal yang Berkaitan dengan Kapasitas Komponen Di PLTA Jatiluhur dan Data yang Berhasil Dihimpun
v  Terdapat ruangan khusus yang mengatur sistem kerja baterai arus DC, yang fungsinya untuk membangkitkan kerja pembangkit (start-up) dengan tegangan sebesar 480 V DC.
v  Generator ada 2 jenis, yaitu :
Ø  Generator asinkron
Ø  Generator sinkron
PLTA Jatiluhur menggunakan genarator jenis sinkron. Putaran yang dihasilkan masing-masing generator dapat mencapai n=202,7 rpm.
v  Di PLTA Jatiluhur terdapat 6 generator dan 6 turbin dengan masing-masing generator dan turbin yang memiliki sistem kontrol panel sendiri.
Rinciannya :
Ø  Unit geneator nomor 1 sampai dengan nomor 5 memiliki kapasitas masing-masing mencapai 35 MVA.
Ø  Unit generator nomor 6 memiliki kapasitas paling besar, yaitu 40 MVA, tetapi biasanya menunjukkan kapasitas kerja hanya sekitar 26,7 MVA.
Alasan unit generator nomor 6 memiliki kapasitas yang berbeda daripada unit nomor 1 hingga nomor 5, karena fungsinya sebagai :
·         Black star karena beroperasi paling awal saat sistem kosong.
·         Pengisi tegangan awal saat padam total.
v  Perlu diketahui bahwa keliling bibir pantai dari bendungan Jatiluhur mencapai kira-kira 83 kilometer.
v  Waduk Jatiluhur memiliki kapasitas volume air yang mencapai kira-kira 3.000.000.000 m3 air (3 milyar kubik) dengan volume efektifnya kira-kira 2.600.000.000 m3 air (2,6 milyar kubik).
v  Debit air yang dihasilkan waduk Jatiluhur rata-rata mencapai kurang lebih 271 m3/ detik.
v  PLTA Jatiluhur mampu menghasilkan listrik dengan kaapsitas mencapai 187 Mega Watt.
v  Transmisi yang digunakan PLTA Jatiluhur menggunakan sistem transmisi JaMaLi (Jawa-Madura-Bali) di mana ada 2 transmisi di PLTA ini, yaitu :
Ø  Transmisi 1 dengan kapasitas kurang lebih 150.000 volt.
Ø  Transmisi 2 dengan kapasitas kurang lebih 75.000 volt.
Ada 2 sirkuit trasmisi PLTA Jatiluhur, yaitu :
Ø  Sirkuit 1 untuk daerah Padalarang yang memiliki 1 jalur.
Ø  Sirkuit 2 untuk daerah Purwakarta, di mana daerah Purwakarta memiliki 2 jalur.

  1.  IV.            Perhitungan Daya dan Energi yang Dapat Dibangkitkan
PLTA atau Pusat Listrik Tenaga Air mengubah energi dari air yang bergerak menjadi energi listrik dengan menggunakan sebuah turbin air yang terpasang pada generator listrik.
Ingat kembali bahwa setiap benda, termasuk air yang ada di atas permukaan bumi memiliki energi potensial, yang dapat dirumuskan :

E = m.g.h......................... (1)


Keterangan :
E = Energi potensial
m = massa
g = gravitasi bumi (9,8 m/s2)
h = tinggi relatif terhadap permukaan bumi


Dari persamaan 1 dapat dijabarkan :

dE = dm.g.h...........................(2)

Keterangan :
dE = Elemen energi yang dibangkitkan oleh elemen massa dan melalui jarak tinggi h.

Jika Q adalah debit air, maka :

Q = dm/dt.............................(3)

Keterangan :
Q = debit air
dm = elemen massa air
dt = elemen waktu

Sehingga dapat dirumuskan :

   = dE/dt
= dm/dt . h
                                  = Q.g.h         ..............(4)


Dengan memperhitungkan adanya efisiensi pada generator dan turbin, maka besarnya daya adalah :

P = g.nG.nT.Q.h

Dengan :
P = besar daya
g = besar gravitasi bumi (9,8 m/s2)
n= efisiensi generator
n= efisiensi turbin
Q = debit air (m3/detik)
h = ketinggian potensial air


Untuk keperluan pertama estimasi secara kasar mengenai daya, dapat digunakan rumus yang lebih sederhana, yaitu :

P = f.Q.h

Dengan :
P = daya
f = faktor (antara 0,7 dan 0,8)
Q = debit air (m3/detik)
h = ketinggian potensial air



  1.     V.            Bagian Sesi Tanya-Jawab Saat Kunjungan Di PLTA Jatiluhur
Pertanyaan 1 oleh Wisnu Anggia Destari
Bagaimana cara mengatasi rugi transmisi yang umumnya menjadi kelemahan PLTA, termasuk PLTA Jatiluhur, karena jauh dari pusat beban ?


Jawaban :
Ø  Cara mengatasi rugi transmisi dapat dilakukan dengan menaikkan kapasitas pembangkit. Hal ini untuk mengatasi permasalahan rugi dayanya.
Ø  Untuk mengatasi rugi tegangan dilakukan dengan cara menaikkan kapasitas generator. Ada hal yang perlu diketahui dalam pengaturan kapasitas generator, yaitu :
Sudut cos φ harus diatur dengan cara memperhatikan tegangan dan arus yang keluar dari generator.
Faktor yang harus diperhatikan agar sudut cos φ sesuai

MVA ≥ MVAR dan MW

Harus selalu begitu, mengapa ?
Cara ini untuk memastikan besarnya tegangan tetap normal.
Jika hal tersebut tidak terpenuhi, akan berdampak pada transformator nantinya. Karena mengakibatkan mesin transformator menjadi cepat panas, dan menimbulkan terjadinya rugi-rugi transformator yang di atas normal, sehingga transformator bisa cepat rusak.




Pertanyaan 2 oleh Fajar Giri Sadewo
 Di PLTA Jatiluhur ini ada 6 unit pembangkit yang bekerja. Jika ada lebih dari 1 pembangkit yang rusak atau gagal beroperasi, bagaimana cara meng-back up kekurangan kapasitas daya yang harus dipenuhi?

*Boleh saya komen, sumpah ini pertanyaan keren banget. Good question Jargi, analisis lu setajam samurai ^_^
Jawaban :
Ø  Sejak awal masalah kegagalan pembangkit beroperasi sudah diprediksi.
Ø  PLTA Jatiluhur memiliki cadangan kapasitas yang disimpan sewaktu-waktu untuk antisipasi kegagalan pembangkit yang beroperasi sebesar 5000 MW.
Ø  PLTA Jatiluhur juga bekerja sama dengan PLTA lainnya yang ada di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Biasanya jika pembangkit di PLTA Jatiluhur sedang mengalami kerusakan, akan mendapat bantuan suplai listrik salah satunya dari PLTA yang ada di Jawa Tengah sebesar 10.000 MW.
Ø  Masalah-masalah semacam ini menjadi tanggung jawab divisi P2B (Pengaturan Penyaluran Beban), yang peranannya :
·         Maintance (perawatan dan pemeliharaan)
·         Control of transmission
·         Control of distribution




  1.  VI.            Hal yang Tidak Terbahas tapi Penting
Jika debit air sampai turun bagaimana?
Debit air di PLTA dapat turun akibat kemarau panjang. Untuk mengatasi berkurangnya debit air yang mengalir dapat dilakukan dengan cara membuat hujan buatan.
Penurunan debit air akan membuat turbin tidak mampu beroperasi optimal untuk menghasilkan daya listrik yang diharapkan. Jika hal ini terjadi, pasokan listrik akan turun drastis sehingga membuat pemadaman bergilir harus dilakukan pada daerah yang masuk dalam jalur transmisi PLTA yang bersangkutan.

Sudah berapa persen kontribusi PLTA untuk PLN?
Besar listrik yang dihasilkan PLTA bergantung pada 2 faktor, yaitu :
a.       Besarnya tinggi jatuh air. Semakin besar tinggi jatuh air, maka tenaga atau daya yang dihasilkan semakin besar.
b.      Jumlah air yang jatuh. Maka, diperlukan debit air yang banyak untuk menghasilkan daya listrik yang besar.

Selama 10 tahun terakhir tidak ada pembangkit baru yang menggunakan tenaga air, padahal energi air memiliki potensi yang besar.” Kata Fahmi Mochtar Direktur Utama PLN. Padahal, potensi tenaga air yang ada di Indonesia mampu memproduksi tenaga listrik sebesar ± 70.000 MW. Tapi, hingga sekarang baru ± 6% atau sekitar 3.529 MW tenaga listrik yang telah dimanfaatkan berasal dari 203 bendungan air. Maka, kontribusi terhadap pasokan listrik ke sistem hanya sebesar ±14,2%. Artinya, masih ada 86% listrik yang masih berasal dari energi minyak bumi, batu bara, dll yang umumnya masih menggunakan bahan bakar konvensional dan tidak ramah lingkungan, serta memerlukan biaya perawatan yang lebih besar ketimbang PLTA.

  1. VII.            Lampiran
Tidak tersedia, karena sudah dikumpulkan bersama laporan sebagai bukti catatan otentik.


   VIII. Kasus yang Ditemukan pada Kunjungan

Bisa dibilang, bagian ini adalah bagian yang menunjukkan kalau saya nyari gara-gara, nyari masalah, nyari perkara, dan selalu nyari cintanya dia *Ehhh..

Bagian ini menunjukkan hal lain yang saya teliti sebagai suatu permasalahan yang perlu diselidiki dan dianalisis guna mendapatkan jawabannya. Bukan didapat dari penjelasan instruktor yang menjelaskan masalah secara “gamblang”. Tapi, analisislah segala pernyataan instruktor. Dan ketika saya analisis pernyataannya, saya tidak mungkin menemukan jawabannya jika saya tanyakan langsung saat sesi tanya jawab kala itu, karena saya yakin instruktor itu juga bingung. Dan, ketika saya pikirkan statement yang diucapkan instruktor tersebut menimbulkan pertanyaan besar bagi saya, karena ketika saya cari jawabannya begitu sampai di kosan, tengah malam saya masih mencari jawabannya sendiri dengan modal buku tentang Transmisi Arus Bolak-Balik dan buku tentang Transformator dan juga buku tentang Kimia, saya tetap tidak menemukan jawabannya.

Statement itu :
v  Kadar air pada minyak trafo atau transformator akan mempengaruhi efisiensi transformator.
Saya ngebayangin kalau kadar air di minyak trafo bisa saya ubah, saya penasaran sama efisiensinya si trafo ini. Jadi berapa? Berarti ini ngarahnya ke nilai cos φ, dan nanti ujungnya sama daya keluaran yang dihasilkan. Kira-kira dalam perhitungan daya dan efisiensi daya-nya nanti bakalan gimana. Oke, ngomongin kadar air, berarti bakalan nyambung juga sama kimia. Terus ada lagi, kalau ngomongin minyak trafo, berarti bakalan nyeret istilah sistem pelumasan. Saya penasaran kalau saya jadikan sistem pelumasan sebagai variabel bebas, ngaruhnya gimana sama kinerja trafo, dan tentang pengaruhnya untuk tegangan yang berhasil diubah dan ujungnya ke daya yang berhasil diubah, bakal kayak gimana. Hmm... sama juga dengan kadar air, sistem pelumasan bakal nyambung juga ke kimia, lebih tepatnya lagi kimia karbon. Oke, dari trafo saya berhasil menemukan 2 kasus.


v  Pada transmisi dapat terjadi rugi :
a.       Rugi daya
b.      Rugi tegangan
Yang berpengaruh pada peningkatan besar distribusi daya.
Saya penasaran  sama hal-hal yang bisa ngebuat transmisi rugi, baik itu rugi daya maupun rugi tegangan. Masing-masing rugi itu pasti punya faktor atau penyebab yang berbeda. So, saya penasaran jika saya berhasil menghimpun apa saja faktornya, pengen saya buat comparisson antara masing-masing faktor tersebut, dan pengen tahu mana faktor yang paling fatal, dan fatalnya itu kayak gimana. Oke, ini kaitannya dengan transmisi arus bolak-balik dan saya juga harus belajar tentang mesin arus bolak-balik, karena bakal berkaitan dengan rugi tegangan, dan seperti yang dijelaskan waktu sesi tanya jawab jika rugi tegangan faktornya ada di generator dan materi kuliah mesin arus AC bakalan ada di semester 5 ini. Maka, dari sistem transmisi saya menemukan 1 kasus.






Akhirnya selesai juga penjelasan yang nggak jelas ngalor-ngidulnya dari saya tentang hasil laporan saya selama berkunjung ke PLTA Jatiluhur.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa

SEMIKONDUKTOR

3 Macam Interaksi Cahaya pada Materi